Blogger templates

Menulis Untuk Peradaban

Blogger news

Blogroll

About

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.

Text Widget

About me

Ibu Rumah Tangga, Dosen, Pebisnis online, Blogger, Konsultan IndScript dan Anggota Institut Ibu profesional

Pages

Flickr Images

BTemplates.com

Jumat, 02 Desember 2016
Resume Diskusi
Matrikulasi Ibu Profesional Sesi #7
REJEKI ITU PASTI, KEMULIAAN HARUS DICARI
Tanggal : 29 Nopember 2016
Waktu : Pkl. 19.30 - 20.37 WIB
•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Ibu Euis - Garut
A. Dalam al Quran surat Al jumuah :10, bertebaranlah di muka bumi, yg artinya kita harus menjemput rizqi Nya. Bisa diartikan kita yg awam , menjemput rizqi itu wajib _ harus keluar rumahkah?
B. Ketika jadwal harian msh proses,datang tamu yg sudah seharusnya pula kita sambut muliakan
Akhirnya jadwal harian bunda cekatan pun galau, terlebih kalau sampai curhat berjam2 😭😭😭
Bagaimana menyiasatinya? Terkadang itu sering klo via wa atw bbm, tlp mungkin bisa didiamin dulu ,tp klo udah datang nya mendadak tanpa konfirm dulu,,
Jawab :
A. Menjemput rizqi itu wajib bu, bahkan jihadnya para laki2 adl bekerja mencari rizqi.
Utk ibu2, jihadnya adl mengurus keluarga & mendidik anak.
Bagi perempuan, sbnrnya sangat luas kiprahnya utk ikhtiyar menjemput rizqie.
Bisa dari dalambrumah maupun keluar rumah. Tidak perlu dipertentangkan.
Ada profesi2 yg sesuai passion hidupnya yang mengharuskan keluar rumah, misal: guru/dosen, bidan/perawat/dokter, bahkan Polwan, Wara, dll.
Tapi banyak juga profesi yg bisa dikerjakan dari dalam rumah, misal berdagang Online maupun Langsung, servis2, ahli herbal, guru les, dsb.
Bagi perempuan yg sudah menikah, ijin suami itu sangat penting. Krn ridho nya suami sama dengan ridho nya Allah.
B. Memuliakan tamu itu hukumnya wajib, tapi yang seringkali kita lupa, Bertamu juga ada Adabnya & tamu juga harus menghormati tuan rumah.
Tuan rumah punya hak utk meng Cut pembicaraan dgn bahasa yg santun. Dengan alasan ada pekerjaan/tanggung jawab kpd suami & keluarga yg belum diselesaikan.
Bu Heni -Majalengka
Saya sangat setuju dengan pernyataan
" *rezeki itu pasti, kemulyaan yg harus di cari* ". Tapi terkadang suka muncul pada kondisi2 tertentu sekelebat rasa kekhawatiran. Apalagi tanggung jawab masih besar untuk keluarga (misal untuk biaya kuliah adik dan berobat bapak). Bagaimana ya agar memiliki keyakinan hati tentang konsep rizki itu?
Apalagi dg beban pendidikan yg tinggi yg terkadang keluarga menuntut untuk berkiprah di ranah publik (urusan materi). Bagaimana untuk menghadapi kondisi tersebut. Terimaksih
Jawab :
Bu Henny, yakinlah Allah telah memampukan bu henny utk menanggung & berbakti kepada keluarga. Sy sangat salut pada bu henny krn tidak semua orang diberi kesempatan seperti bu henny. Ikhlas & menerima peran yg disiapkan Allah utk bu henny.
Pesan sy 1 bu henny agar selalu minta ridho suami atas semua aktivitas mencari rizqi yg dilakukan bu henny, sehingga Allah melapangkan jalan rizqi bu henny krn sebab ridho dari suami tadi.
3. Ibu Ai Rosmalia
Saat ini sy merasa sdg berusaha berada d kuadran ibu produktif. Tp selama proses matrikulasi ini sy tersadarkan ada hal yg terkewati trnyata bnd sayang dan bunda cekatan blm optimal terjalankan. Sy sempat berfikir utk coba mundur dulu dr kuadran ibu produjtif ini. Bhkn utk salah satu usaha/bisnis yg sdg sy geluti sy off dr sana. Krn utk mnekuninya sy merasa ada slh satu yg hrs dikorbankan yaitu wkt nya anak2 krn usaha tsb mnuntut sy utk lbh byk aktif d luar rumah klo utk mengejar jenjang karir. Tp stlh mndpt materi ini sy kmbali berfikir, sy yakin rizki itu pasti tp kemuliaan lah yg hrs dicari. Dg kata " kemuliaan" ini lah sy kmbali termotivasi bhw bisnis yg mnjd motivasi sy bkn sekedar utk mncari rupiah utk pribadi tp selain mndpt ridhoNya sy ingin mmberikan manfaat lbh bg org lain. Skrg sy jg ikut semacam mentoring bisnis. Tp sy jd keteteran menjalankannya. Bagaimana sy bisa mengaksekerasikan itu semua?
Jawab :
● Mana yang saat ini mrnt Bu Ai lbh berhak mendapat prioritas waktu dari Ibu? Apakah anak merasa bahagia dengan produktifnya ibu di luar?
● Sy coba jawab ya bu. Bu Ai sdh menerapkan 4 kuadran prioritas?
4 kuadran prioritas itu sangat membantu kita utk meng arrange & me manage aktivitas2 kita.
Utk saat ini kejar dulu belajar & praktek bunda sayang, setelah sdh lancar baru ke bunda cekatan.
Bisnis yg ada saat ini, menurut sy bisa dijalankan asalkan bu ai mampu berkomitmen dgn pendidikan anak di bunda sayang
4. Ibu Yuyun
Pertanyaan: bagaimana jika kondisinya seperti ini, kita tdk bekerja di ranah publik yg menghasilkan materi, krn kita punya prioritas menguris anak dan enjoy dgn produktifnya kita yg tdk menghasilkan materi,misal kepuasan krn sdh memberikan manfaat dan maksimal mengurus anak.
Tapi dr pihak keluarga yg bukan menjadi kewajiban saya banyak "menuntut"(misal minta tolong pinjam yg tdk bs di tentukan waktu bayrnya dsb)
Sedangkan amanah kita memanaj harta hasil kerja suami..
Bagaimana menyikapinya,?
Jawab :
● Menolong sesama muslim hukumnya wajib, tapi banyak masalah terjadi saat kita memberikan piutang. Salah satunya nggak dibayar2.
Pilihan sikap buat kita adl:
1. Jika kita tahu orang yg kita beri hutang tidak mampu membayar, tetap kita beri hutang dgn niat menolong. Setelah itu ikhlaskan & bertawakallah kpd Allah perihal dia tidak mampu membayar hutangnya.
2. Kita tidak memberikan hutang dgn alasan kondisi kita sedang banyak kebutuhan.
● Harta suami adalah amanah yang harus dijaga..bahkan untuk shadaqah pun baiknya atas izinnya pula. Termasuk memberikan pinjaman pada orang lain atau keluarga. Jadi, bermusyawarahlah dengan suami ttg kondisi keluarga yg menuntut ibu.

0 komentar: