Blogger templates

Menulis Untuk Peradaban

Blogger news

Blogroll

About

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.

Text Widget

About me

Ibu Rumah Tangga, Dosen, Pebisnis online, Blogger, Konsultan IndScript dan Anggota Institut Ibu profesional

Pages

Flickr Images

BTemplates.com

Kamis, 24 November 2016
Resume Review NHW #5
Senin, 21 November 2016
Pkl. 19.51 - 22.07
Fasilitator : Ibu Maria Ulfah, Ibu Rizqie F. Jurnaliska, Ibu Dzikra I ‘Ulya
•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
1. Ibu Asti - Rangkasbitung
A. Apa batasan yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh anak, krn kita sering khawatir anak sakit, bahaya. Namun tetap menjadikan anak bebas beraktivitas.
B. Saya amati anak saya suka melirik seperti ketakutan setiap melakukan sesuatu yang sering saya larang (misalnya main komputer lebih dr 30 menit). Apakah ada komunikasi yang salah?
Jawab :
1. A. Kekhawatiran ibu selalu ada karena fitrah ibu adalah selalu ingin melindungi. Itu wajar selama tidak berlebihan. Patokannya, khawatirlah secara wajar dan rasional. Jika anak sehat, sudah makan, lalu ingin bermain hujan-hujanan ya tidak masalah, hujan-hujanannya masih rasional. Tdk usah terlalu dikhawatirkan sakit dst. Kecuali jika anak sedang sakit, terlihat lemas dst maka tidak masuk akal jika ibu membiarkannya hujan-hujanan. Begitu juga misalnya ttg makan. Jika anak tidak mau makan sekali saja kita panik khawatir anak sakit, ini tidak rasional. Nanti pasti ada waktunya anak lapar. Asal kondisinya sehat, kita tidak perlu terlalu khawatir. Biarkan anak beraktivitas dengan leluasa. Dengan catatan kita jangan malas untuk mengawasi. Naik2 tangga utk anak umur 2 th itu baik, asal kita ikuti, awasi, pegangi. Belajar memotong2 sayuran dengan pisau utk anak umur 4th itu baik, asal tuntun dan awasi. Pegang tangannya, ajarkan cara aman menggunakan pisau, dan ajarkan pula problem solving jika terkena pisau, hrs pakai obat apa, bagaimana pakainya, dimana obat itu disimpan dst. So dampingi anak ya.
B. Ada aturan itu penting. namun jika respon yang ia berikan adalah ketakutan, maka perbaiki cara komunikasinya. Selain itu, tunjukkan sikap dengan dimatikan tv ibu bermain lbh asyik dengannya. Jadi anak lbh tertarik dengan ibunya daripada dengan tv.
2. Ibu Sofi - Garut
Ketika proses perjalan kita dalam menjalani road map, kemungkinan kn kita akan mengalami kebosanan atau naik turunnya motivasi. Atau bahkan merasa bukan passion kita lagi misalnya.
Nah bagaimana caranya kita menetukan apakah kita harus exit procedure atau struggle dg apa yg telah dimulai sebelumnya?
3. Ibu Eneng - Serang
Mohon dijelaskan gambaran tentang *roadmap keluarga* (harus dibuat seberapa rinci kah ?), *support system* (bagaimana memaksimalkannya?), dan *exit procedure* (bagaimana prosedur efektif yg harus dijalankan apabila di tengah perjalanan kita mengalami hal tersebut?)
Jawaban no. 2 dan 3 :
Roadmap keluarga, minimal dibuat setahun sekali. Mendetail itu bagus. Tapi utamanya adalah seluruh anggota keluarga turut mendokumentasikan dan merencanakan roadmap bersama.
Mendetail itu bagus, tapi fokuskan pada sesuatu yang inside out dan didukung oleh anggota keluarga. Keluarga Saya baru mulai merancang roadmap tahun 2015. Fokus 2015 adalah kemandirian belajar si sulung. Fokus 2016 adalah meningkatkan tindakan/aktivitas penuh kasih sayang dan rasa syukur. 2017 adalah FamilyPreneur.
Support system, memaksimalkan yang terjangkau dan bisa "diandalkan". Bagi Saya, support system Homeschooling anak2 adalah Kegiatan dan komunitas HS. Support system saya sebagai Ibu adalah IIP, support system passion saya adalah kegiatan bersama pelukis profesional, support system spiritual saya adalah kulwap dari ustadzah dan pengajian bulanan. Dst...
Exit procedure, Selesaikan sampai level terdekat, tuntaskan semua amanah, bila amanah tersebut memerlukan pengganti, maka harus diinformasikan jauh-jauh hari seraya kita ikhtiar mencari pengganti. Evaluasi lagi, apa dg berhentinya akan jadi lebih baik atau tidak.
4. Ibu Sri - Majalengka
● Dari penjelasan ttg support system, sy ingin tanya, kira2 adakah batasan maksimal support system yg harus ada utk mendukung road map kita...?
Jawab :
Nggak ada batasan bu Sri
Support system bisa juga tidak hanya suami & anak2, tapi bisa keluarga besar(ortu & mertua, ipar2), dll
● Bunda fasil, sepertinya utk road map ini benar2 keluarga sbg team, ya... bisa tolong dikasih tip dong, utk memfasilitasi keluarga menjadi team yg kompak…
Jawab :
Bisa dibilang seperti itu.
Jelasnya, Exit Procedure adl proses/prosedure berhenti, sebelum berganti ke aktivitas yg lain.
Terkadang bu, bapak2 ada yg tidak terlalu suka atau fokus pada hal2 yg detail. Maka itu bagian kerjaan kita ibu2.
Tanyalah/diskusi/ngobrol dulu bersama suami sbg imam keluarga, maunya apa target tahun ini? Apa prioritas kebutuhan keluarga kita?
Setelah itu ngobrol dengan anak2, apa keinginan & kebutuhan mereka?
Setelah itu semua dilakukan, ibu bisa menuliskannya sbg rancangan road map.
Rancangan yg sdh dibuat, diskusikan lagi dengan suami & anak agar dikoreksi jika ada yg kurang atau tidak cocok.
Setelah itu baru benar2 dibuat Road map yg sesuai & siap dijalankan oleh semua anggota keluarga.
Intinya komunikasi
5. Ibu Lusi - Pandeglang
● Exit procedure itu terkait hal apa yang ingin kita tahu dan gali atau terkait langkah2 yang dilakukan untuk mencapainya?
Jawab :
Exit procedure itu Terjadi Jika ditengah jalan kita melangkah utk mencapai target/tujuan yg telah dibuat diawal, kemudian kita sadari bahwa "Oh kayaknya sy nggak cocok deh menekuni bidang ini"
Padahal sdh membuat road map pembelajaran & dituangkan dalam Milestone juga.
Maka lakukanlah Exit procedure, Selesaikanlah tahapan2 belajar yg sudah dibuat sampai selesai atau sampai tahap tertentu, (walaupun mungkin hasilnya kurang maksimal)
Agar kita mendapatkan manfaat dari proses pembelajarannya.
Barulah beralih pada apa yg benar2 menjadi Passion & target kehidupan kita.
● Setiap rencana yang kita susun dalam road map, selalu dibarengi dengan exit procedurenya bu?
Jawab :
Exit procedure terjadi jika ditengah jalan, ternyata program/kegiatan yg kita lakukan ternyata nggak sesuai dengan passion & harapan diri kita.
Kalo program yg kita buat sudah sesuai dengan passion atau keinginan kita, maka Tidak Diperlukan exit procedure

0 komentar: