Blogger templates

Menulis Untuk Peradaban

Blogger news

Blogroll

About

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.

Text Widget

About me

Ibu Rumah Tangga, Dosen, Pebisnis online, Blogger, Konsultan IndScript dan Anggota Institut Ibu profesional

Pages

Flickr Images

BTemplates.com

Jumat, 04 November 2016


Nice Homework#3  ini saya ngedadak jadi romantis. Sebelumya tidak. hehe..
Gimana tidak romantis coba, salah satu tugasnya adalah bikin surat cinta untuk suami kemudian melihat bagaimana responnya. Berikut ini pertanyaan yang pertama lengkapnya.

Jatuh cintalah kembali kepada suami anda, buatlah surat cinta yang menjadian anda memiliki “alasan  kuat” bahwa dia layak menjadi ayah bagi anak-anak anda. Berikan kepadanya dan lihat bagaimana responnya.

Inginnya menulis surat cinta tersebut dalam kertas yang ditaburi gambar lope-lope, kertas berwarna pink dan harum, tapi apalah daya karena kita LDR an jadinya surat cinta saya kirim lewat wathsapp. Tepat pukul 22.49 WIB hari kamis saya kirim surat tersebut. Dan pagi harinya suami baru buka, dan langsung balas hari jumat pagi ya pukul 04.39 WIB. Rangkaian doa yang terkirim serta pujian yang membuat hidung saya terbang tinggi, apalagi di taburi dengan bunga dan lope-lope…ah subahanalloh sueenengnya. Tapi sayang gak bisa langsung melihat bagaimana mimik wajah dan sikapnya setelah membaca surat cinta tersebut, karena kondisi masih di luar kota.
Dan taraaaaa….pas malam sabtu sampai ke rumah dia langsung melayangkan kecupan mesra. Emang suami dasarnya sudah romantis. Dia bilang tugas kayak gini harus nya setiap minggu saja, agar bunda bisa kirim surat cinta terus..hehe.
Hmmm…banyak hikmah setelah saya menyelesaikan tugas NHW#3 khususnya poin pertama ini, ternyata suami menginginkan agar istrinya romantis. Baiklah, Insya Alloh akan diperbaiki :) :)

Pertanyaan point kedua, Lihatlah anak-anak anda, tuliskan potensi kekuatan diri mereka masing-masing.

Sebenarnya untuk menjawab pertanyaan point kedua ini, saya akan menggunakan kata “seandainya”. Karena sampai saat ini Alloh belum memberikan amanah Nya kepada kami. Pernikahan kami saat ini sudah mau menginjak ke usia dua tahun atau lebih tepatnya 1 tahun 10 bulan. Berbagai usaha sudah kami tempuh, sepertinya belum saatnya. Sampai keputsan saya ikut Matrik Ibu Profesional ini berharap saya mendapatkan banyak ilmu tetang parenting, sehingga saya mudah-mudahan bisa lebih layak untuk menjadi seorang ibu. Tidak lupa pula selepas shalat wajib maupun sunah kita memanjatkan doa, agar Alloh SWT segera memberikan amanah Nya dengan ridho kepada kami. Menangis, meratap dan mengiba serta memohon kepada Nya di akhir sepertiga malam sudah biasa kami lakukan. Tapi memang belum saatnya. Bersabar dan bersyukur dalam kondisi ini adalah harga mati bagi kami. Robbi Habli Minas Sholihin…

Baiklah saya akan berandai-andai dan semoga ini juga menjadi doa, seandainya saya nanti punya anak, saya menginginkan seoarang anak yang sholih, aktif, baik, rajin, rasa ingin tahunya yang besar, sehat jiwa raganya, lucu dan sifat-sifat baik lainnya yang mana ibu-ibu lain juga inginkan. Dan tentunya harapan besar agar anak-anak kelak bisa menjadi hafidz dan hafidzah serta menjadi para pejuang islam untuk kemulian islam. Aamiin…

Pertanyaan poin ketiga,  Lihatlah diri anda, silahkan cari kekuatan diri anda potensi diri anda. Kemudian tengok kembali anak dan suami, silahkan baca kehendak Alloh, mengapa anda dihadirkan ditengah-tengah keluarga seperti ini dengan bekal kekuatan potensi yang anda miliki.

Kalo kata teman saya sih, saya memiliki kekuatan potensi berupa motivasi yang sangat tinggi dalam mencapai sesuatu. Sebelum tercapai tidak akan pernah berhenti menyerah. Selain itu, saya tipe orang yang perfect, tidak mau mengerjakan sesuatu asal saja. Ya meskipun no body perfect, tapi setidaknya mendekati kearah sempurna. Will be the best menjadi jargon ketika melakukan seuatu sehingga totalitas dalam menjalaninya. Menjalani hidup dengan penuh perencanaan dan target-target kecil, sedang maupun besar itu sudah menjadi kebiasan saya. Dan meurut saya, saya yang planner menjadi kekuatan potensi di keluarga kecil kami saat ini. Karena sifat suami yang biasanya mengalir, bisa diimbangi dengan potensi saya yang gemar dengan hidup penuh dengan perencanaan. Dalam bidang keuangan pun, saya termasuk orang yang detail dan rapi dalam pembukuan keuangan pribadi maupun bisnis yang sedang saya geluti saat ini. Ini menjadi potensi bagi saya apalagi didukung denga pendidikan formal saya dari Magister Agribisnis, serta banyak mata kuliah yang saya ampu dalam bidang keuangan serta bisnis, mudah-mudahkan saya semakin expert di bidang ini. Dan tentunya berharap segala ilmu yang diperoleh bisa memberikan kontribusi untuk ummat. Aamiin

Selain itu, sifat saya yang gemar ngobrol, mudah bergaul dan cerewat ini menjadi keuatan potensi saya dan ini bisa melengkapi sifat suami saya yang siaftnya pendiam. Bayangkan kalo saya juga sama-sama pendiamnya, ini rumah tangga bisa kayak kuburan hehe.
Subhanalloh takdir Alloh memang begitu adil dan indah. Semoga saya dan suami bisa bersinergi dan harmonis dalam membangun peradaban dari rumah. Aamiin.

Pertanyaan point keempat, Lihat lingkungan dimana anda tinggal saat ini, tantangan apa yang ada di depan anda? Adakah anda menangkap maksud Alloh, mengapa keluarga anda dihadirkan disini?

Saat ini saya tinggal di salah satu rumah perum yang mana banyak pendatang dari berbagai daerah. Ini bukan tempat tinggal saya, tapi ini rumah kontrakan milik salah satu teman saya. Kenapa kami tidak segera mengambil ruma di perum padahal kredit per bulannya cukup rendah. Pertanyaan itu banyak sekali dilontarkan oleh tetangga ataupun teman-teman. Hmm..ini prinsip kami, bukan kami tidak sanggup menyicil rumah, tapi kami tidak mau terjebak dalam hutang riba. Sehingga kami memutuskan untuk mengontrak rumah saja sampai nanti terkumpul uangnya untuk membeli atau membangun rumah tanpa riba. Apalagi kondisi suami yang kerjanyanya di luar kota, kemungkinan besar saya akan ikut ke suami. Itu rencana di tahun depan. Insya Alloh.
Tantangan hidup disini, rata-rata masyarakatnya pada sibuk dan individualis. Tapi Alhamdulillah setiap hari kamis ada semacam pengajian di mejid. Jadi saya manfaaatkan pengajian itu untuk berkumpul dan bersilaturahmi dengan ibu-ibu di perum.

Ini kurang lebih cerita yang bisa saya bagi dalam menyelesaikan NHW#3 :) :)

0 komentar: