Blogger templates

Menulis Untuk Peradaban

Blogger news

Blogroll

About

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.

Text Widget

About me

Ibu Rumah Tangga, Dosen, Pebisnis online, Blogger, Konsultan IndScript dan Anggota Institut Ibu profesional

Pages

Flickr Images

BTemplates.com

Kamis, 26 Januari 2017


Salah Paham...
Dalam challange hari ke 2 suami masih di Negeri sebrang, maka komunikasi pun masih via WhatsApp. Atau mungkin via inbok FB. Jarang menggunakan sms apalagi telponan...mihil soalnya hehe. Paling kita telponan via WhatsApp saja biar murce durice alias murah. Orang ekonomi pertanian gitu loh pasti prinsip ekonominya di pake..hehe.



Komunikasi dengan pasangan yang terhalang oleh jarak memang gampang-gampang susah. Kata orang dengan adanya teknologi sekarang mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat. Bagi saya pribadi tidak 100 % benar. Bagi kami pasangan suami istri yang terhalang oleh jarak yang jauh ini kalo tidak disiasati dengan ilmu dan strategi komunikasi yang jitu bisa jadi masalah. Alhamdulillah beruntung sekali di kelas bunda sayang di materi pertama temanya tentang komunikasi produktif.

Jujur, ini terkadang yang menjadi permaslaahan bagi kami yang LDR. Salah paham. Kadang kerap terjadi. Yang ngobrol langsung secara face to face saja sering terjadi kesalah pahaman apalagi yang hanya via sms, WA, atau telpon.
Misal, maksud saya itu A, eh yang ditangkap suami itu B. Sudah beda makna kan? Apalagi sifat saya yang suka rada memaksakan pendapat, kalo sms atau nelpon ingin menang sendiri, chat singkat, terkadang ingin cepat dibalas. Padahal tidak tau kondisi suami apakah sedang sibuk atau tidak.

Misal, kayak waktu itu, pagi-pagi saya chat  suami. Ya sekitaran pukul 05.00 WIB pagi. Kalo di filipin sudah jam 06.00 pagi, karena bedanya hanya 1 jam saja.
“Assalamualaikum, ayah sudah bangun? sudah mandi atau belum? Sudah sarapan? Lagi apa?”
(ini kalo dalam teori komunikasi dengan anak tidak produktif  karena tidak mengandung keep information short simple (KISS) hehe...)
Tak ada balasan sedikitpun. Di telpon juga tidak diangkat. Saya chat lagi.
“Ayah masih tidur ya? Ya Alloh..bunda kan sudah bilang kalo pagi habis shalat shubuh jangan tidur lagi, harus ini harus itu bla bla bla...(ngomel)”
Suami belum balas juga, WA masih dua tanda centang hitam pertanda belom dibaca.
Saya kesel sekesel-keselnya saat itu, padahal pagi itu ada yang ingin didiskusikan.
Jam 8.30 WIB suami baru balas.
“Maaf bund, ayah tadi masih tidur, habis shalat shubuh ayah ketiduran. Karena tadi malam lembur sampai pukul 4 pagi”
Deg..masya Alloh saya sangat merasa bersalah, sudah ngambek, mengira yang bukan-bukan. Ternyata suami lembur dan semalaman tidak tdur. Ia ngebelain siapa sampai lembur semalaman begitu? Ngebelain istrinya agar bisa terus beli jilbab baru, sepatu baru, dapur ngebul, bisa kumpul-kumpul beli rumah dan kendaraan. Ya Alloh..seketika saya nangis dan meminta maaf. Andai saat itu ada di depan mata langsung saya peluk erat-erat.

Yah, bagaimanapun setiap hubungan pasti akan dibumbui dengan rasa nano-nano, bagi pasangan yang hidup seatap maupun yang LDR. betul?
Asalkan kita tau solusinya Insya Alloh bisa diminimalisir. Dan di kelas bunda sayang ini saya sudah menemukan caranya. Alhmadulillah terimakasih IIP :) :)


#Harike_2
#Tantangan10hari
#KomunikasiProduktif
#Kuliahbunsayiip



0 komentar: