Selasa, 31 Januari 2017
Musik Dangdut VS Bapak Stroke
Hari ini saya nginap
lagi di rumah Ibu. Ya sambil silaturahim dan nengok kondisi mereka. Pagi-pagi
Bapak sudah sarapan nasi kuning sebungkus dan segelas teh manis hangat. Beres
sarapan bapak langsung ngajak ibu buat belajar jalan, “hayu…hayu…hayu…”
merengek layaknya anak kecil yang ingin jajan. Itulah rutinitas bapak dipagi
hari semenjak terkena stroke.
Akhirnya satu jam sudah
Ibu mendampingi Bapak belajar jalan keliling-keliling blok. Nyampe rumah sudah
minta jajan lagi. Ingin donat 4 buah. dan itu harus ada 4 buah. saya pernah
bercandain bapak dan saya minta donat satu buah saja, keukeuh bapak tidak
kasih. Yes, kembali lagi ke kanak-kanak sifatnya. Jadi harap memakluminya. But,
ternyata tidak semua anggota keluarga bisa memakluminya. Salah satunya adik
saya. Memang yang ngurusin orang stroke itu harus ekstra sabar banget banget.
Misalnya ketika
kejadian pagi ini, tetiba bapak memutar musik dangdutan dengan volume yang
super keras. Adik saya minta dengan nada kesal, “kecilkan volumenya..kecilkan
volumenya…” tapi apa yang terjadi Bapak tidak mau mengecilkan volume malah Bapak
marah. Adik saya malah ikut2an marah.
Hmm….saya mencoba untuk
memahamkan adik bahwa bapak seperti itu karena bapak sakit stroke, ketika ingin
itu kalo tidak dituruti pasti marah besar. Biarlah kita yang sehat mengalah,
dan kalo bisa ngomong baik-baik ke bapak, dari hati kalo bisa..mudah2an bapak
bisa mengerti. Dan saya coba melakukan itu alhamadulillah berhasil, bapak mau
mengecilkan valumenya bahkan malah mematikan musik dangdut tersebut.
Yah..tidak tau besok
apakah akan ngulangi lagi. jika masih mengulangi lagi, coba saya ajak
komunikasi lagi.
Wayahna nu sehat kedah
sabar..sabar dan sabar.
Majalengka, 31 Januari 2017
#Harike8
#Tantangan10hari
#KomunikasiProduktif
#Kuliahbunsayiip
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar