Popular Posts
Mengenai Saya
Blogger templates
Menulis Untuk Peradaban
Blogger news
Blogroll
About
Blog Archive
Diberdayakan oleh Blogger.
Text Widget
About me
Ibu Rumah Tangga, Dosen, Pebisnis online, Blogger, Konsultan IndScript dan Anggota Institut Ibu profesional
Blog Archive
-
▼
2017
(49)
-
▼
Maret
(10)
- Projek Kelas Status Cantik
- Projek Membuat Lembar Persiapan Menyuluh (LPM)
- Projek Membuat Sinopsis
- Ketika Sang Buah Hati Tak Kunjung Hadir
- Jangan Terlalu perkasa
- Aliran Rasa Melatih Kemandiran
- Belajar Masakan Sederhana (Day 10)
- Berbisnis Melatih Kemandirian (Day 9)
- No, Gaptek (Day 8)
- Nyuci Motor Sendiri (Day 7)
-
▼
Maret
(10)
Categories
- #Gameslevel2#Melatihkemandirian#Kelasbunsayiip
- Agribisnis
- Alumni Sekolah Perempuan
- Artikel
- Baby Zea
- Bisnis
- Bunda Sayang
- catatan merah jambu
- Ceritaku...
- Dakwah
- Gaya Belajar Anak
- Ibu Profesional
- IIP
- Kelas Bunda Sayang IIP
- Lomba Nulis SP
- Matrik Ibu Profesional (MIP) Batch #2
- Muslimah
- My Familly My Team
- Review Artikel
- Tips ngatur keuangan
Labels
- #Gameslevel2#Melatihkemandirian#Kelasbunsayiip
- Agribisnis
- Alumni Sekolah Perempuan
- Artikel
- Baby Zea
- Bisnis
- Bunda Sayang
- catatan merah jambu
- Ceritaku...
- Dakwah
- Gaya Belajar Anak
- Ibu Profesional
- IIP
- Kelas Bunda Sayang IIP
- Lomba Nulis SP
- Matrik Ibu Profesional (MIP) Batch #2
- Muslimah
- My Familly My Team
- Review Artikel
- Tips ngatur keuangan
Pages
Flickr Images
BTemplates.com
Feedjit
Senin, 27 Maret 2017
Tidak
ada kebahagiaan bagi seorang Ibu, selain ia bisa menjadi Ibu yang baik dan
sholiha bagi anak-anaknya. Bisa mendidik anak-anaknya dengan baik, hingga ia
tumbuh dewasa dan menjadi kebanggan bagi ayah bundanya serta bisa membawa
manfaat bagi ummat.
Namun,
bagaimana jika sang buah hati belum juga hadir? Padahal usia pernikahan kami
sudah mau menginjak 3 tahun. Belum lama memang jika dibandingkan dengan
pasangan lain yang menunggu hadirnya sang buah hati lebih dari 3 tahun, bahkan
sampai belasan tahuan atau mungkin puluhan tahun. Tapi, saya pun seorang
manusia biasa, perempuan biasa, yang mempunyai perasaan. Terkadang pernah
merasakan kerapuhan juga, saya merasa belum sempurna jika saya belum menjadi
seorang ibu. Terkadang rasa iri menggelayuti hati ini, melihat teman-teman yang
begitu mudahnya Allah kasih amanah. Rasa bangga melihat teman-teman yang sukses
mendidik anaknya dengan baik atau rasa marah ketika membaca berita ada bayi
yang dengan teganya dibuang oleh ibunya, atau mungkin perasaan sebal ketika ada
orang yang mengeluh “mabok” karena ngidam Saya ingin berbisik “heyy bunda,
diluar sana banyak perempuan yang sedang ingin di posisis bunda, ingin
merasakan bagaimana nikmatnya ketika tertatih-tatih dalam kondisi ngidam”.
Tapi,
saya beruntung ada suami yang senantiasa menerima saya apa adanya, selalu
menguatkan ketika diri ini terpuruk dan mulai khilaf. Selalu mengingatkan bahwa
kita harus yakin kepada Allah bahwa Allah akan memberikannya dalam waktu yang
tepat. Kita sebagai hamba Nya hanya bisa berikhtiar dan berdoa maksimal. Itu saja.
“Sepertinya
bunda harus ada kegiatan yang rutin dikerjakan, sehingga bunda tidak kepikiran
terus dengan hal tersebut” itu pembuka diskusi kami sore hari. Ya memang,
sekarang saya sedikit free, tidak terlalu padat jadwal ngajar di kampus, di
Universitas Majelngka saya hanya ngajar hari senin dan jumat. Sementara di Unsika
Karawang, saya ngajar hari selasa dan rabu dan kamis. Dan itu pun baru dimulai
setelah Ujian Tengah Semester (UTS) karena team teaching.
“Ya..Yah,
sepertinya bunda harus punya kegiatan yang bisa dilakukan secara konsisten,
kira-kira apa ya Yah?” pertanyaan saya dengan mata yang mulai berbinar. Ayah dengan
sabar menjawab, “Hmm…Bunda kan kemarin sudah ikut training di Joeragan Artikel
bahkan sudah jadi Leader (konsultan) di IndScript, coba optimalkan itu, projek
pertama kita mulai dari bunda nulis
artikel dulu, kan bunda udah jadi
Kontributor Emakpintar.Asia. Nah, gimana kalo Bunda sekarang rutin bikin artikel
one day one artikel? Nanti ayah bantu koreksiin deh atau ayah bantu kasih ide, gimana? Atau kalo Bunda mau ikutan
lagi kelas nulis atau Binsis ayah siap bayarin, asalkan bunda konsisten dan
komitemen mengerjakannya”.
“Hmm..ya
ya ya….bunda coba deh” jawab saya mantap. Dalam family forum sore ini, saya
jadi teringat dengan tugas di kelas bunda sayang level 3 tentang projek keluarga.
Sebelumnya saya pernah tidak yakin bisa mengerjakan, karena bingung harus nulis
dan bikin projek apa. Anak tdak ada, suami sering banget ke luar kota bahkan ke
luar negeri. Tapi alhamdulilah karena banyak pencerahan dari bunda fasil dan
temen-temen akhirnya saya mencoba untuk membuatnya dan menuliskannya. Dan projek
pertama ini saya kerjakan dengan suami saya. Meskipun kontribusi suami baru
hanya sebatas ide dan dana saja, maklum kami juga terkendala dengan jarak,
karena suami kadan-kadang dalam waktu yang mendadak suka pergi ke Filipin. Tapi
tetap tak mengurangi komunikasi produktif di antara kami.
Jadi, projek pertama saya akan membuat one day
one artikel, sebelum dikirim ke kontributor emakpintar.asia saya minta suami
dulu buat ngoreksi. Minimalnya selama 3 hari berturut-turut saya bisa membuat
artikel tersebut secara konsisten. Bismillah..Insya Allah BISA.
#Tantanganhari1
#Level3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunsayIIP
Label:
Bunda Sayang,
Ibu Profesional,
IIP,
My Familly My Team
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar