Blogger templates

Menulis Untuk Peradaban

Blogger news

Blogroll

About

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.

Text Widget

About me

Ibu Rumah Tangga, Dosen, Pebisnis online, Blogger, Konsultan IndScript dan Anggota Institut Ibu profesional

Pages

Flickr Images

BTemplates.com

Selasa, 28 Februari 2017


Tidak pernah habis cerita tentang Ibu dan Bapak. Mulai dari cerita yang mengiris hati sampai yang mengundang gelak tawa. Tapi saya sangat bangga dengan mereka. Rasa bangga yang tidak pernah bisa dituliskan dengan rangkaian kata. Malam ini, saya ingin bercerita tentang kepolosan kedua orangtua saya.


Saya bangga dengan Ibu, meskipun hanya lulusan Sekolah Dasar (SD), yang nilai mata pelajaran IPA merah, gara-gara ditanya sama gurunya tentang bentuk bumi. “Bumi kita berbentuk?” Tanya guru. “Empat persegi panjang” jawab Ibu mantap. Mungkin dikiranya “bumi” itu rumah dalam bahasa sunda kali ya. Karena memang rumah Ibu bentuknya persegi panjang. Hehe.

Meskipun Ibu tidak lulus mata pelajaran IPA, tapi Alhamdulillah telah berhasil menghantarkan salah satu anaknya bertengger menjadi salah satu Dosen di Perguruan Tinggi Negeri di Jawa Barat. Ada hal yang membuat saya kangen sama ibu, yaitu kepolosannya.

Jadi ceritanya bbegini, waktu itu Ibu saya ajak ke sebuah ATM, tiba-tiba ibu melepas sandalnya.
“Ibu pakai saja sandalnya, ini bukan mushola” kata saya. “enggak ah, lantainya bersih kasian juga sama si aa itu yang sudah ngepel lantai ini” jawab ibu. Hmm…baiklah, akhirnya Ibu masuk ruang ATM tanpa mengenakan sandal. Sandal japit warna merah “kameumeut” Ibu tergeletak di bawah teras ruangan ATM.

Ketika di ruangan ATM, Ibu bertanya, “ kok bisa uang keluar di sini (sambil menunjuk mesin ATM), akhirnya dengan keisengan saya (jangan ditiru ya), saya bercandain Ibu. “Iya Bu, di dalamnya ada anak kecilnya, jadi kalau ada yang ngambil uang, anak kecil itu yang ngasihnya” jawab saya. “kasian atuh kalau gitu mah, kan yang ngambil tidak hanya satu orang, mana pengap lagi di dalam mesin ATM” jawab Ibu penuh dengan rasa penasaran (sambil melihat kesemua sisi mesin ATM). Untung di ruang mesin ATM sepi tidak ada orang. Saya tidak malu melihat kepolosan Ibu. Yang saya takutkan jika orang-orang tau, Ibu akan dilecehkan. Hah, hari gini masih kudet (kurang update) atau mungkin perkataan nyinyir lainnya.  Akhirnya saya menjelaskan apa itu mesin ATM dan bagaimana cara kerjanya. Dengan polos ibu menjawab, “ohh..gitu ya, jadi kalau Ibu tidak punya uang bisa ambil di ATM saja ya, canggih ya zaman sekarang” saya Cuma senyum-senyum geli mendengar jawaban ibu.

Lain Ibu, lain lagi Bapak. Bapak yang sudah 3 tahun menderita stroke, setiap permintaannya harus selalu diturutin, jika tidak maka emosianya akan meluap-luap. Misal, Bapak kemarin ingin makan tahu sumedang, dan harus belinya dari kota Sumedang. Padahal di Majalengka ada yang jual tahu sumedang, eh Bapak keukeuh tidak mau. Akhirnya saya harus ke kota Sumedang hanya untuk membeli tahu Rp 10.000,00 saja. Hadeuuhh Bapak ada-ada saja.
Setelah tahu sumedang, selanjutnya adalah Sirup. Bapak ingin minum sirup, tapi sirupnya harus beli dari Yogya (tidak apa-apa ya, saya tidak sensor hehe), padahal di Alfamart atau Indomart dekat rumah juga banyak. Akihrinya karena saya takut kuwalat saya turutin, padahal bisa saja sih saya berbohong. Hehe.

Bahkan pernah waktu bulan Ramadhan kemarin, waktu saya mau ke Bandung, Ibu dan Bapak berpesan, “nanti kalo ke Bandung titip beliin kolekeun sama coca cola ya Ceu….”
Saya hanya tersenyum menahan tawa yang ingin meledak. Padahal kolekeun (bahan-bahan untuk membuat kolak) mah banyak di Mak Emar penjual sayur yang biasa lewat tiap hari depan rumah Bu. Haduh ada-ada saja tingkah lucu mereka. Tapi bagaimanapun saya tetap bangga dengan mereka. Karena tanpa mereka, saya tidak bisa menjadi seperti sekarang ini.

#ALUMNI_SEKOLAHPEREMPUAN


0 komentar: